Powered By Blogger

Kamis, 03 Maret 2011

Manusia dan Keadilan


Manusia dan keadilan

            Keadilan menurut Aristoteles adalah kelayakan dalam tindakan manusia. Kelayakan diartikan sebagai titik tengah antara kedua ujung ekstrem yang terlalu banyak dan terlalu sedikit. Kedua ujung ekstrem ini menyangkut dua orang atau benda. Bila kedua orang tersebut mempunyai kesamaan dalam ukuran yang telah ditetapkan, maka masing-masing orang harus memperoleh benda atau hasil yang sama, kalau tidak sama, maka masing – masing orang akan menerima bagian yang tidak sama, sedangkan pelangggaran terjadap proporsi tersebut disebut tidak adil.
            Keadilan oleh Plato diproyeksikan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang mengendalikan diri dan perasaannya dikendalikan oleh akal. Socrates memproyeksikan keadilan pada pemerintahan. Menurut Socrates, keadilan akan tercipta bilamana warga Negara sudah merasakan bahwa pemerintah sudah melakukan tugasnya dengan baik. Mengapa diproyeksikan kepada pemerintah ? sebab pemerintah adalah pimpinan pokok yang menentukan dinamika masyarakat. Kong Hu Cu berpendapat bahwa keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya. Pendapat ini terbatas pada nilai-nilai tertentu yang sudah diyakini atau disepakati.
            Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan bersama.
            Dan berdasarkan kesadaran etis, kita di minta untuk tidak hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban. Jika kita hanya menuntut hak dan lupa menjalankan kewajiban, maka sikap dan tindakan kita akan mengarah pada pemerasan dan memperbudak orang lain. Dan apabila kita hanya menjalankan kewajiban dan lupa menuntut hak, maka kita akan mudah diperbudak atau di peras oleh orang lain.

I. KEADILAN SOSIAL
Keadilan sosial ialah suatu masyarakat atau sifat suatu masyarakat adil dan makmur, berbahagia buat semua orang, tidak ada penghinaan, tidak ada penindasan, tidak ada penindasan, tidak ada penghisapan.
Untuk mewujudkan keadilan social itu, di perinci perbuatan dan sikap yang perlu di pupuk yakni :
1. Perbuatan luhur yang memcerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
2. Sikap adil terhadap sesama, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
3. Sikap suka memberi pertolongan kepada orang yang memerlukan
4. Sikap suka berkerja keras
5. Sikap menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan bersama.
Keadilan dan ketidakadilan tidak dapat di pisahkan dalam kehidupan manusia karena dalam hidupnya manusia menghadapi keadilan/ketidak adilan setiap hari. Oleh sebab itu keadilan dan ketidak adilan. Menimbulkan daya kreatifitas manusia. Dan Banyak hasil seni lahir dari imajinasi ketidakadilan.

Contoh kasus :
Di Negara kita ini keadilan masih sangat minim sekali. Apa lagi keadilan dalam dunia hukum contohnya seperti kasus seorang nenek yang terpaksa mencuri cokelat dengan mudahnya langsung dipenjarakan lalu bagaimana dengan kasus para koruptor yang telah mengambil uang milyaran rupiah, mereka bisa bebas dengan seenaknya.
Oleh sebab itu keadilan sangat penting di Negara ini agar semua orang bisa mendapatkan keadilan yang rata dan Negara ini bisa menjadi aman dan tentram.


Manusia dan Harapan



A.     PENGERTIAN HARAPAN
            Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan yang kita impikan agar sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan .

            Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.

            Terkadang kalau kita mempunyai harapan yang berlebihan sering menjadi buah tertawaan orang banyak, atau seperti peribahasa “Si pungguk merindukan bulan” Padahal kan berhasil atau tidaknya suatu harapan itu kan tergantung dari usaha kita. Namun usaha itu sendiri juga harus dilandasi dengan doa kepada sang Pencipta. Usaha yang diimbangi dengan doa sangat perlu karena ini merupakan sarana terkabulnya harapan.

Contoh kasus :
Rafiq mengharapkan nilai A dalam ujian yang akan datang, tetapi dia tidak ada usaha, tidak pernah hadir kuliah. saat Ia menghadapi ujian ia terlihat sangat santai. Bagaimana Rafiq memperoleh nilai A. luluspun mungkin tidak.


Manusia dan Kegelisahan


Manusia dan Kegelisahan

            Kegelisahan berasal dari kata gelisah,yang berarti tidak tentram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya jalan mondar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukan kepala, memandang jauh ke depan sambil mengepal-ngepalkan tangannya, duduk termenung sambil memegang kepalanya, duduk dengan wajah murung atau sayu, malas bicara, dan lain-lain.
            Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan. Karena itu dalam kehidupan sehari-hari, kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekhawatiran, ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi yang secara definisi dapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena apa yang diinginkan tidak tercapai. Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik, kecemasan moril.
            Kegelisahan mengandung arti ketidaktentraman hati, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Kegelisahan dapat dilihat dari tingkah lakunya. Seseorang yang sedang merasa gelisah akan merasa tidak nyaman terhadap lingkungannya. Dan bahkan merasa tidak nyaman dengan dirinya sendiri. Kegelisahan juga muncul akibat kecemasan seseorang terhadap suatu keadaan.
Tiga macam kecemasan :
1. Kecemasan Objektif
Kecemasan objektif merupakan kecemasan seseorang tehadap sesuatu yang bersifat objektif dalam masa lalunya. Kecemasan objektif erat hubungannya dengan kenyataan dan pengalaman hidupnya yang pernah dialami.
2. Kecemasan neuritis(syaraf)
kecemasan in timbul karena pengamatan tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud kecemasan ini dibagi menjadi tiga macam yakni : kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan. Bentuk ketakutan yang tegang dan irrasional (phobia). Rasa takut lain ialah rasa gugup, gagap dan sebagainya.
3.Kecemasan moril
kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang.

Sebab-sebab orang gelisah
Sebab-sebab orang merasa gelisah yaitu takut kehilangan haknya. Hal itu akibat dari suatu ancaman dari luar maupun dari dalam.
Cara mengatasi kegelisahan yaitu dengan bersikap tenang dan berusaha menghadapi segala kesulitan dengan rasa tenang dan sabar.

Contoh kasus :
Beberapa waktu belakangan ini kita sering mendengar isu bahwa jakarta akan diguncang gempa dengan daya rusak yang setara dengan bom hiroshima pada waktu tertentu. ketika mereka mendengar berita tersebut, mereka langsung panik dan melakukan persiapan untuk mengamankan barang-barang miliknya atau membuat tenda di depan rumah dan menjudge bahwa berita tersebut benar adanya. padahal kalau kita telaah secara mendalam, tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui kapan dan dimana gempa itu akan terjadi. hal tersebut dapat terjadi karena mereka takut kehilangan beberapa haknya seperti hak untuk hidup, ak untuk mendapat perlindungan, dan lain lain


Manusia dan Tanggung Jawab


Manusia dan Tanggung Jawab

A. Pengertian Tanggung Jawab
Menurut kamus besar bahasa Indonesia Tanggung jawab adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab merupakan berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya sebagai kesadaran dan kewajibannya.
Tanggung jawab adalah ciri manusia beradab (berbudaya). Manusia merasa bertanggung jawab karena ia menyadari akibat baik, atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian dan pengirbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaran bertanggung jawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan penyuluhan, keteladanan, dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Tanggung jawab itu bersifat kodrati yang artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Misalkan ada yang tidak mau bertanggung jawab maka ada pihak lain yang memaksakan tanggung jawab tersebut. Dengan itu tanggung jawab dilihat dari 2 sisi, yaitu :
  1. Dari sisi pihak yang berbuat, yaitu pihak yang berbuat harus menyadari akibat perbuatannya itu dengan demikian pihak yang berbuat sendiri pula harus memulihkan ke dalam keadaan baik.
  2. Dari sisi pihak lain, yaitu pihak yang berbuat tidak mau bertanggung jawab maka pihak lain yang akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan.
B. Macam-macam Tanggung Jawab 
a. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
            Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia prbadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan menganai dirinya sendiri menurut sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral namun manusia juga seorang pribadi. Karena merupakan seorang pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri angan-angan sendiri sebagai perwujudan dari pendapat perasaan dan angan-angan masnusia berbuat dan bertindak.

b. Tanggung jawab terhadap keluarga
            Keluarga merupakan Masyarakat kecil, keluarga terdiri dari suami-istri, ayah ibu dan anak anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkun nama baik keluarga tapi ketangung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan pendidikan dan kehidupan.

c. Tanggung jawab terhadap Masyarakat
            Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk social. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia disisni merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkat laku dan perbuatannya harus dipertaggung jawabkan kepada masyarakat.

d. Tanggung jawab kepada Bangsa/Negeri
            Bahwa setiap manusia adalah warga Negara suatu Negara dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak dapat berbuat semuanya sendiri bila perbuatan manusia itu salah maka ia harus bertanggung jawab kepada Negara.

e. Tanggung jawab terhadap Tuhan
            Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga dikatakan tindakan manusia tidak lepas dari hukuman-hukuman Tuhan. Yang dituangkan dalam berbagai kitab suco melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukuman-hukuman  tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan. Berarti meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan terhadap Tuhan sebagai penciptanya. Bahkan untuk memenuhi tanggungjawabnya manusia harus berkorban.

C. Pengabdian dan Pengorbanan
a. Pengabdian
            Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih saying, hormat atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas. Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan hal itu berarti dia mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan mungkin sampai berhari hari itu bukan pengabdian tapi hanya bantuan saja.
b. Pengorbanan
            Berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih suatu pemberian yang didasarkan atas kesadaran moral yang tulus ikhlas semata-mata.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda kebaktian tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan khotbah agama dari kisah para tokoh agama atau nabi manusia memperoleh tauladan. Bagaimana semestinya wajib berkorban

Contoh kasus :
Seorang ayah akan bertanggung jawab kepada keluarganya, ayah saya adalah orang yang bertanggung jawab didalam keluarga, ayah saya selalu membimbing saya dan adik saya dalam hal solat, mengaji dan belajar.
Dan saya bertanggung jawab dalam hal pelajaran karena saya ingin membuat orang tua saya bangga akan prestasi saya.
Oleh sebab itu rasa tanggung jawab sangat dibutuhkan oleh setiap manusia agar segala sesuatu yang kita lakukan dapat dipertanggung jawabkan,